Dakwah Inklusif -Inovatif Masyarakat Tradisi Nyadran Di Desa Talang Rejoso Nganjuk

Analisis Bimbingan Konseling Islam, Menyempurnakan Spiritual Umat

Authors

  • Abd Syakur UIN Sunan Ampel Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.29080/jbki.2019.9.1.98-114

Keywords:

Nyadranan;, tumpengan;, Yasinan and Istighosah dhikr;, Eart Alms;

Abstract

This article examines the phenomenon of inclusive da’wah within the Nyadran tradition in Nganjuk, East Java. The question is how can preachers can properly guide and counsel the Islamic community without clashing with the Nyadran ritual which incidentally is based on Hindu-Buddhist teachings? This study uses a qualitative-descriptive method to explain the data in the form of a da’wah counseling model carried out by preachers in teaching Islam in the Nyadran community. Data collection used observation and in-dept interviews with religious leaders, traditional leaders, and 5 community representatives. Data analysis uses critical-synthetic thinking methods. The result is; First, Nyadran is a ritual of giving offerings (sesajen) to an ancestor, Punden Mbah Raden, in order to protect people’s lives. The da’i modify the offerings into a ‘Tumpengan’ ritual which is taken to the mosque or village hall for Dzikir Tahlil, Yasinan, and Istighosah. Tumpeng is eaten together after dzikir, and the rest is divided to be taken home as a ‘berkat’. Second, the preachers provide guidance, both individually or in group, that is: Nyadran is good because it represents an attitude of gratitude to the ancestors; Food offerings for Punden are worthless, so it must be used for those who are still alive. Third, thanking Punden with offerings is constructed into an Earth Alm ritual, namely sharing sustenance from crops, followed by cleaning the village yard and a competition to decorate the environtment.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, A. Fatikhul Amin. “Ritual Agama Islam di Indonesia dalam Bingkai Budaya.” Dalam Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat, 1:1–11, 2018.

Anam, Choerul. “Tradisi sambatan dan nyadran di Dusun Suruhan.” Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan 12, no. 1 (2017): 77–84.

———. “Tradisi sambatan dan nyadran di Dusun Suruhan.” Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan 12, no. 1 (2017): 77–84.

Arifin, Muhammad. “Upaya Mempertahankan Tradisi Nyadran Di Tengah Arus Modernisasi (Studi Diskriptif Kualitatif Di Kampung Krenen, Kelurahan Kriwen, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo).” SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 5, no. 2 (2016).

Darisma, Nuryani Siti, Wayan Midhio, dan Triyoga Budi Prasetyo. “Aktualisasi Nilai-Nilai Tradisi Nyadran sebagai Kearifan Lokal Dalam Membangun Budaya Damai di Giyanti, Wonosobo.” Jurnal Prodi Damai Dan Resolusi Konflik 4, no. 1 (2018): 21–44.

Khomsiyah, Indah, dan Chusnul Chotimah. “Aktualisasi Sistem Nilai Dalam Membangun Budaya Organisasi Lembaga Pendidikan Studi Multikasus Di Man 2 Tulungagung Dan Sman 1 Boyolangu Tulungagung.” Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Penelitian Sosial Keagamaan 15, no. 1 (2015): 117–32.

Kistanto, Nurdien Harry. “Tentang Konsep Kebudayaan.” Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan 10, no. 2 (2015). https://doi.org/10.14710/sabda.10.2.%p.

Lesmana, Jeanette Murad. Dasar-dasar Konseling. Jakarta: UI-Press, 2006.

Musnamar, Tohari. Teknik Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.

Njatrijani, Rinitami. “Kearifan lokal dalam perspektif budaya Kota Semarang.” Gema Keadilan 5, no. 1 (2018): 16–31.

Pingge, Heronimus Delu. “Kearifan Lokal Dan Penerapannya Di Sekolah.” Jurnal Edukasi Sumba (JES) 1, no. 2 (1 Oktober 2017). https://doi.org/10.53395/jes.v1i2.27.

Pitoyo, Agus Joko, dan Hari Triwahyudi. “Dinamika perkembangan etnis di Indonesia dalam konteks persatuan negara.” Populasi 25, no. 1 (2017): 64–81.

Priyatna, Muhammad. “Pendidikan karakter berbasis kearifan lokal.” Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam 5, no. 10 (2017).

Purwaningsih, Ernawati. “Tradisi nyadran tuk tempurung dari domestik ke publik.” Patra Widya: Seri Penerbitan Penelitian Sejarah dan Budaya. 18, no. 3 (2017): 357–72.

Riyanti, Ayu. “Penerapan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Tradisi Ngarot Dalam Pembelajaran Sosiologi.” SOSIETAS 8, no. 1 (16 Agustus 2018). https://doi.org/10.17509/sosietas.v8i1.12496.

Rohman, Abdur. “Analisis Semiotika Sanders Peirce tentang makna Rasa Syukur dalam ritual Nyadran di desa Balongdowo.” PhD Thesis, Universitas Yudharta, 2018.

S. Willis, Sofyan. Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta, 2004.

Sudardi, Bani. “Ritual dan nilai islami dalam folklor Jawa.” IBDA: Jurnal Kajian Islam dan Budaya 13, no. 2 (2015): 112–22.

Suparlan. Interview, 26 Agustus 2018.

Syamsul. interview, Agustus 2018.

Taqrib, Muhammad. Interview, 25 Agustus 2018.

Taslim. Interview, 25 Agustus 2018.

Wardhani, Novia Wahyu. “Pembelajaran nilai-nilai kearifan lokal sebagai penguat karakter bangsa melalui pendidikan informal.” Jurnal Penelitian Pendidikan 13, no. 1 (2013).

Yusof, Abdullah, dan Kastolani Kastolani. “Relasi Islam Dan Budaya Lokal: Studi Tentang Tradisi Nyadran Di Desa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.” IAIN Tulungagung Research Collections 4, no. 1 (2016): 67299. https://doi.org/10.21274/kontem.2016.4.1.53-74.

Zaenal Arifin, Isep. Bimbingan Penyuluhan Islam. Vol. 8–9. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.

Downloads

Published

2023-04-09

How to Cite

Syakur, A. (2023). Dakwah Inklusif -Inovatif Masyarakat Tradisi Nyadran Di Desa Talang Rejoso Nganjuk: Analisis Bimbingan Konseling Islam, Menyempurnakan Spiritual Umat. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, 9(1), 98–114. https://doi.org/10.29080/jbki.2019.9.1.98-114

Issue

Section

Articles